Srinthil 10 : Perempuan dan Komodifikasi Seksualitas
Harga : 20000
Download tidak tersedia
Seks tak ubahnya seperti jamu yang mencerminkan rasa. Seksualitas dapat dipandang sebagai dunia religius, dunia substansial, sekaligus sebagai sebuah dunia yang mengagungkan aspek-aspek fisik. Seks adalah representasi dunia batin yang terdalam dan transenden. Seks tidak hanya bermakna biologis semata, melainkan justru lebih sebagai aktivitas spiritual. Oleh sebab itu, ritualisme seks selalu berada di ranah domestik.
Di ruang domestik itu sebenarnya manusia memiliki kebebasan ekspresi dan imajinasi sebagai seorang makhluk. Tetapi, sebagai yang memuat imajinasi, kenikmatan seksual tidak berada di ruang kosong. Ia selalu menghadirkan intervensi bahkan dari yang paling profan sekalipun, seperti kepentingan ekonomi dan politik. Itulah sebabnya, mengapa ada konstruksi seksualitas yang menekankan aspek-aspek fisik dan biologis yang menggiring nalar untuk larut dalam imajinasi tentang seksualitas dan hubungan seksual yang wadag. Panjang, besar, sempit, wangi, langsing, cantik dan tahan lama selalu muncul sebagai ideal tubuh dan seksualitas.
Pencarian
Kategori Srinthil ID
- Srinthil edisi 24: Perempuan dalam Lingkaran Ritus Ziarah
- Srinthil edisi 23: Perempuan petani mengelola perubahan
- Srinthil edisi 22: Tuak Tradisi dan Perempuan
- Srinthil edisi 21 : Urban Sufism
- Srinthil edisi 20 : Perempuan di atas lumpur
- Srinthil Edisi 19: Gerak sosial perempuan miskin kota
- Srinthil 18 : Gerwani
- Srinthil 17 : Jilbab, Komodifikasi, dan Pergulatan Identitas Islam
- Srinthil 16 : Dilema Status Kewarganegaraan Perempuan Tionghoa Miskin
- Srinthil 15 : Jejak Negosiasi Perempuan Aceh
- Srinthil 14 : Balian Bawe : Keperkasaan Perempuan Mulai Tenggelam
- Srinthil 13 : Tandha’ : Jungkir Balik Kekuasaan Laki-laki Madura
- Srinthil 12 : Penari Gandrung dan Gerak Sosial Banyuwangi
- Srinthil 11: Perempuan dalam Layar Kaca
- Srinthil 10 : Perempuan dan Komodifikasi Seksualitas
Random Post
- Cara NU Gabus Tolak Pendirian Pabrik Semen Gresik(0)
- Melepaskan Aliran Dari Jerat Sesat(0)
- Kerudung Santet Gandung(0)
- Tanah dan Pergeseran Kosmologi Dayak Kenyah(0)
- Demi Pembangunan Sub Terminal, Gereja Anglikan Cibeureum Digusur(0)
- Halilintar Latief: Pendidikan Seni, Belum Memanusiakan Manusia(0)
- Pro-Kontra Pengelolaan Situ Lengkong Panjalu(0)
- Ludruk; Haruskah Berganti Wajah?(0)
- Toleransi Yang Dimiliki To Mimala Sangatlah Tinggi(0)
- Bila Bunyi Mulai Unjuk Gigi: Sebuah Cerita, dari Inul sampai Nirvana(0)
- Tarian Kehidupan Gandrung Temu(0)
- Adat, Hukum dan Dinamika Subjek Dalam Debat Kumpul Kebo di Mentawai(0)
- Pergulatan Negara,Agama dan Kebudayaan(1)
- Menimbang-nimbang Kemaslahatan Undang-Undang Desa 2013(0)
- Cerita Dari Samarinda: Pelatihan Menulis dan Penelitian Dasar Kualitatif(0)