Srinthil edisi 22: Tuak Tradisi dan Perempuan

Srinthil edisi 22: Tuak Tradisi dan Perempuan

Download tidak tersedia

… tuak juga memberikan peran dan manfaat bagi perempuan dari keseluruhan rantai nilai, mulai dari produksi, penjualan, konsumsi. Menurut laporan Paring Waluyo, para petani pembuat tuak di Tuban sebagian besar adalah perempuan, khususnya dalam membuat bebekan sebagai bahan fermentasi terciptanya tuak serta kualitas rasanya. Pada level distribusi atau penjualan, perempuan seperti Saminah dan Supiā€™ah mempunyai peran utama sebagai penjual, tidak hanya di warung tapi juga ketika ada pertunjukan-pertunjukan. Dan dalam menjual tuak tidak perlu mengandalkan penampilan luar, muda atau bertubuh indah, tapi cukup dengan keramahan dan keakraban…

Daftar Isi
EDITORIAL: Tuak, Tradisi dan Perempuan — halaman 06

LIPUTAN UTAMA
Tradisi Tuak dan Peran Perempuan Tuban — halaman 08

LIPUTAN UTAMA : Tuak, Tayub dan Siasat Sindir — halaman 20

LIPUTAN UTAMA: Hilangnya Tuak dan Berubahnya Gaya Hidup — halaman 34

LIPUTAN UTAMA: Mendem Tuak dan De[Kon]struksi Sistem Kriminal — halaman 44

KESAKSIAN: Supiah, Tuak, dan Kehidupan Orang Nggunung — halaman 50

APRESIASI: Hidup Hanyalah Persinggahan Sebentar Untuk Minum — halaman 56

APRESIASI:Arak, Mabuk, dan Perempuan di Dunia Persilatan — halaman 64

LIPUTAN KHUSUS: Tuak dan Arak Prunggahan Kulon dalam Lipatan Sejarah Modernisasi — halaman 80


Halaman Depan | Lihat Daftar Srinthil ID | Trackback URI Share artikel ini: Bookmark and Share

Isi Komentar

Pencarian