Srinthil 15 : Jejak Negosiasi Perempuan Aceh
Download tidak tersedia
Info Produk Terbaru Desantara Foundation
Perempuan Aceh hadir sebagai subjek, melengkapi gagasan ke-Aceh-an dan ke-Islam-an, dari sebuah peta multikultur atas identitas orang Aceh yang plural. Jejak negosiasi perempuan Aceh yang terbaca dalam narasi kepentingan kolonialisme, nasionalisme (masa kesultanan sampai fase bersama Indonesia) menyusul konflik antara GAM dan TNI, dan bencana tsunami merupakan sebuah respon (baca: resistensi) atas rezim yang mencoba merepresentasikannya. Perempuan yang menjadi korban konflik GAM-TNI dan bencana tsunami membentuk sebuah memori kolektif berhasil berkomunikasi dengan kepentingan perempuan secara luas. Suara-suara perempuan Aceh mulai terdengar jelas.
Srinthil edisi 15 “Jejak Negosiasi Perempuan Aceh,” mencoba melihat lebih dalam pola resistensi yang dibangun oleh perempuan Aceh. Pembacaan atas negosiasi perempuan yang memiliki keterkaitan dengan sejarah pembentukan entitas etnis (Aceh-Islam), mendorong kajian lebih detil pada sejarah perjumpaan antara kolonialisme dan awal nasionalisme orang Aceh. Kajian mengenai formalisasi Syariat Islam, narasi perempuan dalam tradisi tutur dan hikayat, serta Inong dalam lintasan patriarki menjadi varian pendukung bagaimana negosiasi tersebut diartikulasikan. Pergulatan perempuan dalam lintasan sejarah patriarki Aceh merupakan penanda penting bagi kebangkitan perempuan, diteladani sebagai moral perlawanan perempuan dalam sistem hegemoni dan seluruh kaitan relasi kepentingan yang berpotensi menindas. Silahkan klik untuk memesan produk terbaru dari Srinthil Kajian Perempuan Multikultural – Desantara Foundation.
Pencarian
Kategori Srinthil ID
- Srinthil edisi 24: Perempuan dalam Lingkaran Ritus Ziarah
- Srinthil edisi 23: Perempuan petani mengelola perubahan
- Srinthil edisi 22: Tuak Tradisi dan Perempuan
- Srinthil edisi 21 : Urban Sufism
- Srinthil edisi 20 : Perempuan di atas lumpur
- Srinthil Edisi 19: Gerak sosial perempuan miskin kota
- Srinthil 18 : Gerwani
- Srinthil 17 : Jilbab, Komodifikasi, dan Pergulatan Identitas Islam
- Srinthil 16 : Dilema Status Kewarganegaraan Perempuan Tionghoa Miskin
- Srinthil 15 : Jejak Negosiasi Perempuan Aceh
- Srinthil 14 : Balian Bawe : Keperkasaan Perempuan Mulai Tenggelam
- Srinthil 13 : Tandha’ : Jungkir Balik Kekuasaan Laki-laki Madura
- Srinthil 12 : Penari Gandrung dan Gerak Sosial Banyuwangi
- Srinthil 11: Perempuan dalam Layar Kaca
- Srinthil 10 : Perempuan dan Komodifikasi Seksualitas
Random Post
- Kadam, Seniman Ludruk Harus Kreatif(0)
- Appatinro Bine: Kami Jaga Sendiri Alam Kami(0)
- Deport 8 ed. Indonesia(0)
- Fanonisme Kritis(0)
- Revitalisasi: Reyog Onggopati(0)
- “Titip Sampah” Sebagai Sebuah Wujud Keragaman dalam Penanganan Sampah Masyarakat Kota Medan(0)
- RUU KUB memasung dan tidak merukunkan?(0)
- Gandrung Versus Syekh Wali Lanang(0)
- Amiruddin Aminullah: Puritanisasi Islam lewat jalur kesenian(0)
- Srinthil edisi 23: Perempuan petani mengelola perubahan(0)
- Kundaran, Dari Tuntunan ke Tontonan, dan Tantangannya Kini(0)
- Gendang Beleq bagian 3(0)
- Isi SKB 3 Menteri Tentang Ahmadiyah(0)
- Mimpi Di Ujung Lidah(0)
- Buku: Identitas Urban, Migrasi, dan Perjuangan Ekonomi-Politik di Makassar(2)
[…] Silahkan pesan/beli kajian “Jejak Negosiasi Perempuan Aceh” dan mendownloadnya di website Yayasan Desantara atau klik sini. […]