Mengejar Surga di FPI
admin | 7 - Jun - 2008"Untuk dapat kartu anggota FPI itu susah sekali," kata Wahyu, salah seorang simpatisan Front Pembela Islam (FPI). Menurutnya untuk menjadi anggota FPI dan men- dapatkan kartu anggota prosesnya panjang dan sulit.
Selama dua bulan terakhir ini, Wahyu bergabung dalam FPI hanya sebagai simpati-
san. "Saya merasa terpanggil untuk ikut FPl," ujarnya. Wahyu yang saat ditemui Republika masih menganggur mengatakan tidak mengharapkan apa apa untuk bergabung dalam FPl.
Wahyu hanya merasa tertarik setelah sering mengikuti pengajian yang diadakan oleh Habib Rizieq Shihab, pimpinan FPl, di Masjid Al lslhah. Masjid tersebut terletak tidak jauh dari rumah pimpinan FPI itu di jalan Petamburan lll, Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Saya ingin mencari surga, " tambahnya.
Pengajian yang diadakan setiap malam Kamis itu membahas banyak hal, Mulai dari fiqh, tauhid, dan aqidah. Dalam pengajian itu pertanyaan-pertanyaan sekecil apapun akan dijawab.
Jamal, salah seorang warga Jakarta yang sudah dua tahun ikut dalam Pengajian itu juga merasa semua unek-unek yang dia punya bisa tejawab. "Habib itu kalau menjelaskan bisa rinci sekali, satu kata saja bisa dijelaskan dengan sangat detail," katanya. Pada setiap malam Kamis itu, hampir semua warga di seputaran Jalan Petamburan lll, berbondong- bondong datang ke Masjid Al Islhah untuk mengikuti pengajian.
"Tidak benarjika Habib mengajarkan kekerasan dalam pengajian itu, justru Habib menjawab masalah kami, dari hal seperti cara wudhu hingga memandikan jenazah," katanya. Dari pengajian inilah, banyak orang terpanggil untuk menjadi anEgota FPl. Meski begitu, seperti diakui seorang pemuda lainnya, Suhada, memang tidak mudah untuk masuk menjadi anggota FPl, Suhada. Menurutnya untuk menjadi anggota FPI harus melalui beberapa tahapan.
Bahkan, kata dia, para anggota baru itu harus melalui sebuah diklat. Selain harus tahu
tentang ilmu agama, orang yang ingin bergabung dengan FPI juga harus mempunyai
akhlaq atau perilaku yang baik.
"FPl sekarangtidak sama dengan yang dulu," kata Suhada. Dahulu, pada saat awal-
awal terbentuknya FPI semua orang boleh menjadi anggota, tanpa ada penyaringan.
Bahkan, katanya, orang-orang yang bisa dibilang preman juga bisa masuk dalam FPl.
Tapi sejak tahun 2004, semua berubah. Para petinggi FPI menarik semua kartu anggota yang telah dimiliki anggota-anggotanya. Menurutnya kejadian yang terjadi pada tahun itu memicu adanya perubahan. Pada saat itu, anggota FPI yang sedang melakukan sweeping tempat- tempat maksiat pada bulan puasa, dihadang polisi. Mobil yang ditumpangi anggota FPI malam itu ditembaki polisi,.
"Sejak saat itu, untuk menjadi anggota harus diketahui bibit, bebet, dan bobotnya, orang tidak boleh sembarang yang masuk FPl," kata Suhada.
Menurutnya orang harus mengikuti pengajian dulu, lalu setelah itu akan ada semacam ujian untuk mereka. Sebuah tim juga diturunkan oleh FPI untuk menyelidiki latar belakang calon anggota tersebut. Jika anggota itu tidak layak maka tidak boleh menjadi anggota FPl. "lni bukti kami tidak akan menerima orang yang akhlaknya jelek, atau yang menyukai kekerasan."
Suhada mengatakan kekerasan yang terjadi saat adanya aksi dari FPI itu karena adanya pihak ketiga yang memprovokasi. Selain itu dia mengatakan anggota FPI itu banyak sehingga terkadangtidak bisa diawasi satu persatu saat aksi sedang berlangsung, Temperamen setiap anggota pun berbeda-beda. "Tidak semua buah sama masaknya di pohon," ujarnya beranalogi.
Sementara itu, alasan untuk mdnjadi anggota FPI hampir semua seragam. Yaitu berusaha mencari surga. Hal itu diungkapkan oleh beberapa oiang anggota FPI dari Marunda yang ditemui Republika di sekitar kediaman Habib Rizieq Shihab, pada Rabu (04106) setelah aksi penangkapan anggota FPI oleh polisi.
"Orang lain ada yang mencari surga dengan menyantuni anak yatim, bersedekah, atau
beramal soleh. Namun, kami memilih mencari surga dengan bergabung dengan FPl," kata salah seorang pemimpin rombongan itu.
Namun, ada pula alasan lain bagi anak-anak muda untuk rnasuk dalam organisasi FPl. "Saya masu( FPI karena ngefans dengan Habib," ujarYusuf, salah seorang laskar FPl. Pria yang masih berumur sekitar 20 tahun ini sudah tertarik dengan kharisma Habib Rizieq Shihab, pimpinan FPl, sejak masih duduk di bangku sekolah, bahkan saat FPI masih belum terbentuk.
"Dulu waktu masih sekolah saya sering ikut pengajian Habib di masjid diTambora," kata Yusuf. Lalu saat FPI terbentuk tahun 1998 dia memutuskan untuk bergabung dalam FPl.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa dalam organisasi FPI ada yang disebut laskar atau sek'elompok orang yang melakukan kegiatan nyata FPI di lapangan. "Laskar itu pasukannya FPl , " katanya. Yusuf yang termasuk dalam laskar tersebut rnengatakan untuk menjadi laskar harus ada serangkaian tes lagi.
Orang-orang yang ingin menjadi laskar harus menjadi anggota FPI terlebih dahulu. Setelah itu atas rekomendasi dari Dewan Pengurus Cabang di wilayahnya masing-masing, mereka mendaftar di markas FPI Pusat.
Selama menjadi laskar, Yusuf yang masuk atas rekomendasi Dewan Pimpinan Cabang FPI Pasar Minggu, mengatakan, banyak hal menarik yang telah dilaluinya. Dia sempat dikirim ke Aceh dan Yogya saat terjadi bencana
gempa. "Hampir sebulan saya di Yogya," katanya. Selain itu bersama dengan Habib
Rizieq Shihab, dia pernah pergi ke Pulau Seribu, Lampung, Medan, dan Riau.
"Selama ini kami tidak digaji, bahkan untuk aksi kami patungan, tapi ada hal-hal menarik yang saya dapatkan," ujarnya.:: Kliping Desantara dari Harian Republika halaman 3. 5 Juni 2008
Tweet
« Islam dan Feminisme
Tulisan sesudahnya:
Gender dan Nasionalisme »
Pencarian
Kategori Berita ID
- Komunitas Lokal, Krisis Ekologis dan Budaya : Sebuah Diskusi Awal
- Bermufakat Melawan Perusak Lingkungan
- LP USU – Desantara Foundation gelar diskusi buku
- Dakwah Membawa Amarah
- Pelatihan Fotografi dalam Perspektif Multikultural
- Kami Ingin Hidup Berdampingan: Kabar dari Ahmadiyah Makassar
- Kronologis Penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten
- LOWONGAN PEKERJAAN: Staf Keuangan
- Susahnya Menjaga Kewarasan di Negeri ini
- Anarkisme Pembangunan di Atas Situs Benteng Somba Opu Makassar
- Sedulur Sikep, Sedulur (Saudara) yang sering disalahtafsirkan
- Seni dan Gerakan Sosial
- Problematika dan Siasat Ekonomi Perempuan Porong
- Penulis buku Bencana Industri merasakan adanya intimidasi
- Diskusi Tentang Film Perempuan Multikultural
Random Post
- Islam Khalwatiyah bag. 4(0)
- Susahnya Kupu-Kupu Malam Mencari Tempat(0)
- Jejak Nek Maryam Pengrajin Tikar Barcucuk(0)
- Ketika Jaranan Thik Melawan Reyog(0)
- Botol Kosong Berijazah(0)
- Luka Ammatoa Masih Menganga(0)
- Identitas-identitas Budaya(0)
- Suhadiyah: Tandha Balik Arus Patriarki Madura(0)
- Gendang Beleq(0)
- Srinthil 12 : Penari Gandrung dan Gerak Sosial Banyuwangi(0)
- Database Pelanggaran Kebebasan Beragama Di Jawa Barat(0)
- Srinthil 09 : Selamat Tinggal Kartini, Seamat Datang Ratu Kalinyamat(0)
- Deport 7 ed. Indonesia(0)
- Kami Bertapa dalam Hiruk-pikuk Kehidupan(2)
- Komunitas NU-AS: Islam-Barat Harus Saling Memperkaya(0)