Majalah Desantara Edisi 09/Tahun III/2003: Mbah Mutamakkin vs Cebolek; Suara Lain dari Kajen
admin | 31 - May - 2011Sempal berarti lepas, terpisah, dan terbuang dari unsure pokoknya. Ia selalu memunculkan kategori, juga standart bahwa lepas berarti pula musuh, bukan bagian, bahkan sama sekali yang lain. Kita seringkali lupa bahwa kategori sempal hanya mungkin ketika ia berada dalam sebuah ruang, diperantai oleh tafsir yang berakhir dengan klaim. Sumber utamanya adalah firman, sabda, atau otoritas yang dirujuk sebagai pengabsah untuk menundukkan dan membuat umat manusia lain untuk bertaubat. Kita juga kian lupa bahwa Alquran atau Injil turun dan diterima oleh orang yang berbeda-beda tanpa pernah mewajibkan untuk diresepsi secara lurus dan apa adanya.
Lagi-lagi ini terkait dengan standart dan kategori. Bahkan untuk memenuhi standart itulah sebuah lembaga dibentuk, dilegitimasi melalui SK untuk menentukan ajaran mana yang mesti dipegang dan mana yang harus dibuang. Ironis memang, karena lembaga ini tidak pernah bertanya atau mungkin sengaja menutup diri dari pemahaman bahwa hokum apapun yang berusaha dirilis dan kemudian berubah menjadi fatwa adalah kodifikasi yang sepatutnya tidak berpaling dari pengalaman layaknya sebuah asbabunnuzul atau asbabul wurud yang berpangkal dari realitas keseharian umat…
(Miftahus Surur)
Tweet
« Majalah Desantara Edisi 08/Tahun III/2003: Seks dan Masyarakat “Multitafsir”.
Tulisan sesudahnya:
Majalah Desantara Edisi 12/Tahun IV/2004: Kaum Betawi Negosiasi Menerobos Batas »
Pencarian
Kategori Majalah
- Majalah Desantara Edisi 16/Tahun VIII/2008: Santri dan Seniman Tradisi: Kontestasi dan Negosiasi Budaya
- Majalah Desantara Edisi 15/Tahun VII/ 2007 : Subversi Erotis Lengger Banyumas
- Majalah Desantara Edisi 14/Tahun V/2005 : Beragam Agama, Satu Budaya
- Majalah Desantara Edisi 13/Tahun V/2005
- Majalah Desantara Edisi 12/Tahun IV/2004: Kaum Betawi Negosiasi Menerobos Batas
- Majalah Desantara Edisi 09/Tahun III/2003: Mbah Mutamakkin vs Cebolek; Suara Lain dari Kajen
- Majalah Desantara Edisi 08/Tahun III/2003: Seks dan Masyarakat “Multitafsir”.
- Majalah Desantara Edisi 07/Tahun III/2003 : Dulu Kami Kafir, Sekarang Beragama
- Majalah Desantara Edisi 06/Tahun II/2002: Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi “Samin”
- Majalah Desantara Edisi 05/Tahun II/2002 : Ketika Reyog di Pangkuan Generasi Pewaris
- Majalah Desantara Edisi 04/Tahun II/2002: Nasib Kultur Pesisir di Cirebon
- Majalah Desantara Edisi 03/Tahun II/2002: Ketika Kabar Langit Tiba di Sini
- Majalah Desantara Edisi 02/Tahun I/2001: Anis Djatisunda: Pemaksaan Arabisme pada Budaya Sunda Membuat Mereka Gelisah.
Random Post
- Kep Walikota Magelang No.421 Thn 2002(0)
- Luka Ammatoa Masih Menganga(0)
- Upacara Mamat Bali Akang Suku Dayak Kenyah(0)
- Sebuah Pesantren tanpa Gus(4)
- Pergulatan Negara,Agama dan Kebudayaan(1)
- Membangun Gerakan Bersama: Penghapusan Diskriminasi Agama dan Kepercayaan(0)
- Dari Jalanan Menuju Gedung Dewan(0)
- Prahara Budaya: Refleksi Peradaban Manusia Dayak(0)
- Majalah Desantara Edisi 05/Tahun II/2002 : Ketika Reyog di Pangkuan Generasi Pewaris(0)
- Seni, Siasat Perempuan Adat Cigugur(0)
- Demo Menentang Ahmadiyah di Depan Istana(0)
- (Siapa) Sesat dan Menyesatkan (Siapa)(0)
- Pernyataan Sikap DESANTARA Foundation Terkait Keluarnya SKB 3 Menteri Tentang Ahmadiyah(0)
- Bissu bagian 3(0)
- Pernyataan Sikap: Negara Sebaiknya Bersikap Adil dan Netral(0)