Majalah Desantara Edisi 02/Tahun I/2001: Anis Djatisunda: Pemaksaan Arabisme pada Budaya Sunda Membuat Mereka Gelisah.
admin | 31 - May - 2011
Siapa bilang Islam (Keislaman) itu tunggal. Coba saksikan bagaimana keislaman orang Sunda yang ternyata berbeda dengan keislaman orang Jawa, berbeda lagi dengan keislaman orang Minang, Aceh, Bugis, dan seterusnya. Tetapi mengapa bisa berbeda, sungguh tak mudah dijawab. Kalau ambil gampangnya, mungkin bisa dijelaskan bahwa meski Islam selalu dipersepsikan tunggal, tetapi Sunda, Jawa, Minang, Aceh, Bugis, dan seterusnya merupakan lading yang berbeda satu sama lain dan masing-masing mempunyai pengalaman historis yang berlainan pula.
Mungkin saja dalam konteks ini, Tuhan menghendaki Islam luwes dan lentur, selentur tradisi dan manusia yang menafsirkannya. Kekakuan memperlakukan Islam hanya akan melahirkan benturan yang tak selesai dan tak menguntungkan terutama bagi Islam itu sendiri yang diproyeksikan sebagai rahmat lil alamin. Bahkan mungkin justru mereduksi makna terpenting Islam itu sendiri. Bukankah Islam diturunkan tidak untuk Tuhan (karena Tuhan tidak membutuhkan agama), melainkan untuk manusia (karena manusialah yang memerlukannya) dan kepentingan kemanusiaan. Islam bukanlah kenyataan uluhiyat dan teks-teks baku yang tak berubah, tetapi merupakan kenyataan historis manusiawi dan demi kepentingan manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
(Bisri Effendy)
Tweet
« Srinthil edisi 21 : Urban Sufism
Tulisan sesudahnya:
Majalah Desantara Edisi 03/Tahun II/2002: Ketika Kabar Langit Tiba di Sini »
Pencarian
Kategori Majalah
- Majalah Desantara Edisi 16/Tahun VIII/2008: Santri dan Seniman Tradisi: Kontestasi dan Negosiasi Budaya
- Majalah Desantara Edisi 15/Tahun VII/ 2007 : Subversi Erotis Lengger Banyumas
- Majalah Desantara Edisi 14/Tahun V/2005 : Beragam Agama, Satu Budaya
- Majalah Desantara Edisi 13/Tahun V/2005
- Majalah Desantara Edisi 12/Tahun IV/2004: Kaum Betawi Negosiasi Menerobos Batas
- Majalah Desantara Edisi 09/Tahun III/2003: Mbah Mutamakkin vs Cebolek; Suara Lain dari Kajen
- Majalah Desantara Edisi 08/Tahun III/2003: Seks dan Masyarakat “Multitafsir”.
- Majalah Desantara Edisi 07/Tahun III/2003 : Dulu Kami Kafir, Sekarang Beragama
- Majalah Desantara Edisi 06/Tahun II/2002: Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi “Samin”
- Majalah Desantara Edisi 05/Tahun II/2002 : Ketika Reyog di Pangkuan Generasi Pewaris
- Majalah Desantara Edisi 04/Tahun II/2002: Nasib Kultur Pesisir di Cirebon
- Majalah Desantara Edisi 03/Tahun II/2002: Ketika Kabar Langit Tiba di Sini
- Majalah Desantara Edisi 02/Tahun I/2001: Anis Djatisunda: Pemaksaan Arabisme pada Budaya Sunda Membuat Mereka Gelisah.
Random Post
- Warga Pati Adukan Semen Gresik ke Gus Dur(0)
- Statement Desantara Foundation(0)
- Komunitas Nyerakat : Geliat di Tengah Gempuran Arus Modernitas(0)
- Dewan Kesenian Di Mata Para Seniman(0)
- Kronologis Penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten(0)
- Warisan(0)
- Menagih Jaminan Kebebasan Berkeyakinan: Respon atas Fatwa MUI terhadap Aliran Al-Qiyadah(0)
- Dialog Perempuan Adat, Agama, dan Kepercayaan Menghapus Diskriminasi(0)
- Menyingkap Selaput-selaput Buram: Dilema Kesenian Tradisi(0)
- Paul Feyerabend(0)
- Fitna dan Problem Multikulturalisme(0)
- Gendang Beleq bagian 3(0)
- Memperkuat Lembaga Adat Dayak(0)
- Kundaran, Dari Tuntunan ke Tontonan, dan Tantangannya Kini(0)
- Komunitas Cikoang Pecinta Nabi Sepanjang Hayat(1)

