Omah Kendeng: Rumah Belajar Kita
admin | 12 - May - 2010Dalam beberapa tahun belakangan pemberitaan tentang Pegunungan Kendeng santer diangkat di media massa karena bergolaknya kasus perlawanan warga terhadap proyek besar penambangan Pegunungan Kendeng untuk pembangunan pabrik semen. Proyek penambangan batu kapur dalam skala besar untuk kepentingan pabrik semen yang diinisiasi oleh pemerintah mendapat perlawanan dari gerakan petani yang mengorganisisr diri dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK). Perlawanan ini menuai hasil ketika PT Semen Gresik, selaku investor proyek ini, memutuskan untuk menunda proyeknya di Pati Selatan karena alasan keamanan investasi. JM-PPK beralasan bahwa keberadaan Pegunungan Kendeng selama ini telah membawa manfaat yang tidak kecil bagi kelangsungan kehidupan pertanian warga sekitar.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa gerakan warga untuk melindungi alam memiliki harapan untuk terus berkembang ditengah kepungan sistem ekonomi industrial. Kemampuan warga untuk mengorganisir diri ini tak lepas dari keberadaan ruang bersama untuk mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan isu lingkungan dan politik terkini untuk dapat merumuskan strategi ke depan. Omah Kendeng, sebuah rumah joglo yang didirikan oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) dan Desantara Foundation, selama ini telah menjadi modal penting untuk terus menjaga soliditas gerakan sekaligus memperluas jaringan.
Selain itu, di Omah Kendeng ini pula warga Pegunungan Kendeng bersama Desantara Foundation mengembangkan berbagai kegiatan yang berorientasi menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi dan politik bagi petani di sekitar Pegunungan Kendeng. Beberapa kegiatan yang dijalankan antara lain:
a. Perpustakaan Komunitas “Omah Baca”
Perpustakaan kecil telah kami dirikan di Omah Kendeng. Tujuan awal pendirian perpustakaan ini adalah ingin menumbuhkan minat baca warga sekaligus memberikan pemahaman kepada warga tentang isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan, pertanian dan ide-ide kebersamaan dalam perbedaan. Sampai saat ini Omah Baca telah memilki sekitar seratus judul koleksi, terdiri dari buku, majalah dan surat kabar harian. Pengunjung Omah Baca tidak terbatas dalam satu segmen usia saja karena setiap hari selalu ada warga yang datang dari berbagai macam kalangan dan minat baca yang berbeda-beda.
b. Radio Komunitas "Radio Lereng Kendeng"
Berbagai informasi tentang usaha petani dalam melestarikan lingkungan seharusnya menjadi satu isu bersama dalam rangka menyelamatkan bumi dari kerusakan. Oleh karena itu berbagai media dengan bermacam sasaran mutlak diperlukan untuk melakukan diseminasi gagasan sekaligus menyerap ide-ide baru untuk membuat gerakan petani di Pegunungan Kendeng menjadi lebih kreatif dan dinamis.
Radio Lereng Kendeng (Ledeng), sebuah radio komunitas yang mengudara setiap hari dan dikelola oleh warga Pegunungan Kendeng diharapkan menjadi wadah bagi warga untuk merefleksikan pengalaman mereka dalam berbagai hal sekaligus menjadi sarana informasi antar warga.
Tak hanya itu saja, melalui blog radioledeng.blogspot.com diharapkan mampu mendesakkan informasi-informasi di lapangan yang selama ini tidak mendapatkan ruang di media massa baik di level local maupun nasional. Selain itu blog ini juga akan berfungsi sebagai media yang akan memuat berbagai berita teks dan galeri video maupun foto untuk menyuarakan apa yang tengah dilakukan oleh gerakan petani Pegunungan Kendeng.
c. Pelatihan Ekonomi Kreatif
Keberlanjutan gerakan akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan modal ekonomi yang dimiliki oleh petani sebagai aktor utama gerakan.Untuk itu diperlukan inovasi untuk lebih memperkuat posisi ekonomi petani di dalam struktur ekonomi di Indonesia saat ini. Oleh karena itu JM-PPK bersama Desanatara berusaha untuk menjadikan Omah Kendeng sebagai sarana melakukan berbagai kegiatan yang berorientasi ekonomi untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian petani Pegunungan Kendeng.
Ke depan, harapan besar ditumpukan kepada Omah Kendeng agar menjadi ruang bersama bagi komunitas petani dan elemen warga yang lain untuk mendiskusikan berbagai isu yang berkaitan dengan penguatan ekonomi, pluralisme dan kemandirian politik.
Tweet
« Srinthil 18 : Gerwani
Tulisan sesudahnya:
Nyadran atau Nadran atau buang saji di Trungtum, Sukra, Indramayu »
Pencarian
Kategori Esai ID
- Matinya Erau dari Tradisi ke Politisasi Etnik
- Menimbang-nimbang Kemaslahatan Undang-Undang Desa 2013
- Islam Kutai dan Persinggungan Politik
- “Menciptakan Seni Alternatif bagi Masyarakat”
- Paraben andi’ ana’, Belenjer andi’ Lake (Perawan Punya Anak, Janda Punya Suami): Kritik Sosial Perempuan Seni Madura terhadap Santri Coret
- Tanah dan Pergeseran Kosmologi Dayak Kenyah
- Prahara Budaya: Refleksi Peradaban Manusia Dayak
- Memahami Klaim Kebenaran Agama: Suatu Refleksi Filosofis
- Sejarah Masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan Lung Anai, Kutai Kartanegara
- Komunitas Nyerakat : Geliat di Tengah Gempuran Arus Modernitas
- Bisnis Perizinan Kuasa Pertambangan dan Geliat Pilkada Kota Samarinda
- Perempuan Kampung Pamanah di Industri Tenun Sarung Samarinda
- Pesantren Tegalrejo: Lautan di Lereng Merbabu
- Adat, Hukum dan Dinamika Subjek Dalam Debat Kumpul Kebo di Mentawai
- Wajah Lain Dari Tegalrejo
Random Post
- Kethoprak Komunitas Bakaran: “Ondorante”(0)
- Ketika Kategori Kultural Semakin Cair(0)
- Melawan Lupa(0)
- Hidup Hanyalah Persinggahan Sebentar Untuk Minum(0)
- Landasan Islam Menghapus Diskriminasi Agama dan Kepercayaan(0)
- Plesetan Lokalitas, Politik Pribumisasi Islam(0)
- Nestapa Anak Cucu Rara Anteng-Jaka Seger(0)
- Ritual Botor Buyang: Pertaruhan Makna dan Paradoks Kebijakan(0)
- Gendang Beleq(0)
- Deport 8 ed. Indonesia(0)
- Potensi Gunung Kendeng Utara(0)
- Marjinalisasi dan Misrepresentasi Pribumi Papua (1)(0)
- Bissu(0)
- Belajar dari Nagari(0)
- Tradisi Nyangku Di Panjalu: Mengenang Perjuangan Sang Prabu(0)