Upacara ritual Gawe Beleq dan Mungut Lekong
admin | 17 - Mar - 2008Upacara terbesar bagi komunitas Bayan, Lombok Barat, NTB ini berlanngsung selama 10 hari berturut-turut dan melibatkan belasan ribu warga. Ia memang dimaksudkan sebagai ritual ngawinang (perkawinan), nyunatang (sunatan), dan ngurisang (potong rambut). Tetapi, dalam prakteknya, upacara yang memerlukan biaya sangat besar ini sekarang biasanya diselenggarakan dalam 5 atau 6 tahun sekali, tergantung kesepakatan para tokoh adapt dan keseiapan warga masyarakat sendiri. Prosesinya terdiri dari turun gramtung (menurunkan dan memainkan gamelan pusaka), ngenguning, mapakin, majang, ngayu aik hingga nyunatang dan ngurisang.
Judul : Upacara ritual Gawe Beleq dan Mungut Lekong
Daerah : Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Tgl/bln/thn : 17-26 September 2002
Durasi : 33 menit
Daerah : Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Tgl/bln/thn : 17-26 September 2002
Durasi : 33 menit
Available on Call
Komunitas Bayan atau juga dikenal sebagai komunitas Wektutelu yang konsentrasi di 83 km luar kota Mataram ini percaya bahwa ketiga peristiwa tersebut adalah bagian sangat penting dari siklus hidup yang mesti dilewati oleh setiap anak manusia; khusus nyunatang dipandang sebagai pertanda resmi masuknya yang bersangkutan menjadi Islam. Sejumlah orang memandang bahwa komunitas Bayan yang tersebar di sekeliling gunung Rinjani ini sebagai Islam yang belum sempurna, tetapi bisa jadi memang demikianlah watak kemusliman yang tak pernah tunggal; betapa pun Islam adalah pemaknaan dan artikulasi yang multivokal.
Tweet
« Ketika Kategori Kultural Semakin Cair
Tulisan sesudahnya:
Luka Ammatoa Masih Menganga »
Pencarian
Kategori Berita ID
- Komunitas Lokal, Krisis Ekologis dan Budaya : Sebuah Diskusi Awal
- Bermufakat Melawan Perusak Lingkungan
- LP USU – Desantara Foundation gelar diskusi buku
- Dakwah Membawa Amarah
- Pelatihan Fotografi dalam Perspektif Multikultural
- Kami Ingin Hidup Berdampingan: Kabar dari Ahmadiyah Makassar
- Kronologis Penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten
- LOWONGAN PEKERJAAN: Staf Keuangan
- Susahnya Menjaga Kewarasan di Negeri ini
- Anarkisme Pembangunan di Atas Situs Benteng Somba Opu Makassar
- Sedulur Sikep, Sedulur (Saudara) yang sering disalahtafsirkan
- Seni dan Gerakan Sosial
- Problematika dan Siasat Ekonomi Perempuan Porong
- Penulis buku Bencana Industri merasakan adanya intimidasi
- Diskusi Tentang Film Perempuan Multikultural
Random Post
- Pendidikan Seni di Sekolah, Memprihatinkan!(0)
- Halima, Potret Seorang Perempuan Padendang(0)
- Syahrun Latjupa, Peneliti Sosial: Alam dan Manusia Itu Satu-Kesatuan Hidup(0)
- Statement Desantara Foundation(0)
- Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama Di Jawa Barat(0)
- Menyingkap Selaput-selaput Buram: Dilema Kesenian Tradisi(0)
- Gus Dur dan Penghargaan Perdamaian dari Taman Amir Hamzah(0)
- Gandrang Bulo 1942(0)
- Perempuan Tandha dalam Masyarakat Madura(0)
- Demo menolak RUU Antipornografi dan Pornoaksi bag. 2(0)
- Membangun Agenda Melawan Diskriminasi dari Segala Penjuru(0)
- Info Buku: Agama dan Kebudayaan(0)
- Delik-Delik Keagamaan di dalam RUU KUHP Indonesia(0)
- Marjinalisasi dan Misrepresentasi Pribumi Papua (1)(0)
- Majalah Desantara Edisi 08/Tahun III/2003: Seks dan Masyarakat “Multitafsir”.(0)