Upacara Pernikahan Adat di Wetu Telu
admin | 7 - Feb - 2008Dalam tradisi adat Wektutelu, rangkaian prosesi pernikahan (ngawinang) dimulai dengan iringan irama musik yang menghentak, Gendang Beleq yang diarak keliling menelusuri jalanan desa. Prosesi pernikahan menjadi semakin sakral ketika salah seorang tokoh adat atau mangku yang mewakili mempelai pria melakukan seserahan kepada pihak mempelai perempuan. Sakralitas prosesi pernikahan (ngawinang) berlanjut ketika kedua mempelai yang didampingi oleh beberapa tokoh adat diarak menuju ke dalam rumah adat untuk mengucapkan sumpah setia (ijab). Usai mengucapkan sumpah, kedua mempelai diarak keliling rumah adat kemudian disiram dengan air beramai-ramai. Tabek, tabek, tabek…
Judul : Upacara Pernikahan Adat di Wetu Telu Daerah : Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat Tgl/bln/thn : 18 September 2002 Durasi : 11 menit
This Desantara's footage is Available on Call
Tweet
« Gendang Beleq
Tulisan sesudahnya:
Upacara ritual Arajang di Komunitas Bissu »
Pencarian
Kategori Esai ID
- Matinya Erau dari Tradisi ke Politisasi Etnik
- Menimbang-nimbang Kemaslahatan Undang-Undang Desa 2013
- Islam Kutai dan Persinggungan Politik
- “Menciptakan Seni Alternatif bagi Masyarakat”
- Paraben andi’ ana’, Belenjer andi’ Lake (Perawan Punya Anak, Janda Punya Suami): Kritik Sosial Perempuan Seni Madura terhadap Santri Coret
- Tanah dan Pergeseran Kosmologi Dayak Kenyah
- Prahara Budaya: Refleksi Peradaban Manusia Dayak
- Memahami Klaim Kebenaran Agama: Suatu Refleksi Filosofis
- Sejarah Masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan Lung Anai, Kutai Kartanegara
- Komunitas Nyerakat : Geliat di Tengah Gempuran Arus Modernitas
- Bisnis Perizinan Kuasa Pertambangan dan Geliat Pilkada Kota Samarinda
- Perempuan Kampung Pamanah di Industri Tenun Sarung Samarinda
- Pesantren Tegalrejo: Lautan di Lereng Merbabu
- Adat, Hukum dan Dinamika Subjek Dalam Debat Kumpul Kebo di Mentawai
- Wajah Lain Dari Tegalrejo
Random Post
- Revitalisasi: Reyog Onggopati(0)
- Fanonisme Kritis(0)
- Jidat Yang Hitam Bukan Menjadi Ukuran(0)
- Srinthil edisi 22: Tuak Tradisi dan Perempuan(0)
- Delik-Delik Keagamaan di dalam RUU KUHP Indonesia(0)
- Penulis buku Bencana Industri merasakan adanya intimidasi(0)
- Nasib Seniman Kecapi dan Perubahan Sosial(0)
- Invesi(0)
- Omah Kendeng: Rumah Belajar Kita(0)
- Pendidikan Seni, Untuk Apa?(0)
- Siaran Pers Jaringan Nasional Tolak Semen Gresik(0)
- Dayak dalam Imajinasi Politik Elit(0)
- Srinthil 04 : Ketika Aurat Dikuasai Surat(0)
- Seniman Pakarena, Berkelit dari Bayang Dominasi(0)
- Jaker PAKB2 Hearing dengan Komis III DPR RI(0)